Ziaroh Muassis NU Kertosono: Meneladani Spirit Pendiri dalam Persiapan Kader Penggerak
Kepuh, Kertosono – Kader Nahdlatul Ulama (NU) Ranting Kepuh menunjukkan komitmen kuat dalam menyambut estafet perjuangan dengan berpartisipasi aktif dalam kegiatan Ziaroh Muassis NU Kertosono. Acara ini merupakan bagian integral dari rangkaian persiapan Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak NU (PDPKPNU) Angkatan ke-72. Kegiatan ziarah ini tidak hanya sekadar ritual, tetapi menjadi momentum penting untuk menghayati kembali spirit perjuangan dan ketulusan para pendiri.
🗓️ Detail Acara
Waktu Pelaksanaan: Pukul 07.30 - 11.00 WIB
Jumlah Peserta: 50 orang
Asal Peserta: Unsur Pengurus MWC NU Kertosono, Alumni PDPKPNU, dan calon peserta PDPKPNU.
🌟 Dipimpin Oleh Tokoh NU Lokal
Kegiatan ini mendapatkan arahan langsung dari tokoh-tokoh penggerak NU di wilayah Kertosono, yang menambah nilai spiritual dan organisasional acara:
Kyai Mutiulloh: Tanfidziah Ranting Lambang Kuning, Kertosono.
Gus Adung: Pengurus Ponpes Miftahul Ula Kertosono.
Gus Kolil: Tanfidziah Ranting Juwono.
🛣️ Rute Ziarah: Menyambung Sanad Perjuangan
Ziarah ini dilaksanakan secara berurutan, seolah merangkai benang merah sejarah perjuangan NU di Kertosono. Setiap makam yang dikunjungi adalah tempat bersemayamnya ulama yang telah meletakkan pondasi ke-NU-an yang kokoh:
KH. Dahlan Abdul Qohar (Banaran)
KH Mustofa dan KH Munawir (Tegalarum Pelem)
KH Sulaiman Zuhdi (Kemaduh)
KH. Abdul Fattah (Nglawak)
KH. Muh (Bangsri)
Setiap pemberhentian diisi dengan pembacaan tahlil, doa, dan refleksi singkat, mengingatkan para calon kader akan beratnya amanah dan mulianya dedikasi para Muassis (pendiri).
💡 Makna Kaderisasi: Dari Ziarah Menuju Gerakan
Partisipasi 50 orang, yang terdiri dari pengurus, alumni, dan calon kader, menegaskan bahwa proses kaderisasi NU adalah proses yang melibatkan semua lapisan. Ziarah ini secara simbolis merupakan langkah awal PDPKPNU Angkatan ke-72. Dengan mengunjungi dan mendoakan para Muassis, para calon kader diajak untuk:
Memperbarui Niat (Tajdidun Niyyah): Memurnikan niat berkhidmat di NU bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk menjaga dan mengembangkan ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah.
Membangkitkan Semangat: Menarik energi spiritual dari ketulusan para ulama pendahulu untuk bekal perjuangan di era kontemporer.
Menyambung Sanad: Meneguhkan ikatan emosional dan ideologis dengan garis ulama NU.
Diharapkan, setelah pelaksanaan PDPKPNU Angkatan ke-72 nanti, para kader tidak hanya memiliki kemampuan manajerial organisasi, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual dan ketauladanan yang diwariskan oleh para Muassis NU Kertosono.






Komentar
Posting Komentar